GKI Ebenhaezer Timika

Manorah GKI di Tanah Papua. Sabtu, 26 Oktober 2024

SABTU, 26 OKTOBER 2024

KALENDER GEREJAWI : HARI SYUKUR – 68 THN HUT GKI

PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS, 14 : 26 – 40

TEMA : KARUNIA ROH ALLAH YANG MEMBERDAYAKAN GEREJA

LATAR BELAKANG

GKI di Tanah Papua saat memasuki usia 67 thn, warga GKI sesuai data server Sinar GKI Thn 2022 berjumlah 664.410, data kita peroleh dari jumlah jemaat 2002, 70 Klasis, 13 Klasis persiapan, 1.912 Organik Gereja, sekolah Minggu: 276.924, Pemuda: 116.504, PW: 139.832, PKB: 132.698, saat khotbah ini ditulis Sinode GKI melalui Litbang masih melakukan pendataan. Dengan target tahun 2023 GKI “zero data” dari jumlah warga GKI semuanya sudah terdata. Diatas data inilah program pelayanan untuk tahun-tahun yang akan datang akan direncanakan. Semoga, tema kita dalam 169 tahun GKI “Tuhan membaharui engkau dalam kasih-Nya” (Zef 3:17) terus menggelorakan kasih yang mengutuhkan manusia dan keutuhan ciptaan seluruh tanah Papua.

PENJELASAN TEKS

Ayat 26-33 “Karunia dari Allah digunakan untuk membangun Umat”

Dua kata kunci yang penting pada bagian ini adalah “membangun” dari kata “Oikodoumen” kasusnya sebagai kata benda akusif tunggal punya hubungan dengan “Pembinaan”, Pembasngunan, Membangun” (ay 26) dan “Damai sejahtera” dari kata “eirenes” kasusnya kata benda genitif tunggal artinya “Ketertiban yang dari Allah, atau perdamaian yang dari Allah, atau damai sejahtera yang dari Allah atau damai yang dari Allah (ay 33). Sehingga pengajaran-pengajaran yang berimplikasi kepada pelayanan didalam jemaat semuanya perlu dikelola dengan “Pembinaan”, dari pembinaan dilakukan klasifikasi potensi atau karunia yang datangnya dari Tuhan kepada yang dikehendakinya, terutama dalam jabatan-jabatn yang ada pada Gereja, untuk jemaat KorintusmPaulus menghubungkannya dengan beberapa jabatan, yaitu: “seorang mazmur” adalah yang mempunyai hubungan dengan penyembahan dan puji-pujian dan Mazmur dan Nyanyian Rohani, Ny.Jemaat; “yang lain pengajaran” atau “Penyataan Allah diterjemahkan dari kata “apokalupsin” yang dikaruniakan penyingkapan dengan wahyu” ; atau “Bahasa roh dan penafsir Bahasa roh” ,dan nabi-nabi dalam hal pewahyuan. Semua bagian tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi didalam satu jemaat semua potensi yang datang dari Tuhan digunakan untuk membina dan membangun jemaat.

GKI di Tanah papua sampai thn 2023 (saat khotbah ini ditulis), didalam tata gereja GKI thn 2022 dan peraturan GKI tentang jemaat thn 2022 mengamanatkan “tugas pengajar dan pengajaran melekat pada jabatan pelayanan, yang dimaksud dengan jabatan pelayanan adalah “Penatua”. Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil dan Pengajar Sekolah Minggu”. Sampai dengan thn 2023, GKI memiliki jumlah Pendeta 1.320, laki-laki 577 dan perempuan 743, perempuan lebih banyak, belum dihitung dengan jumlah calon pelayan firman yang diterima dan menjalani masa vikariat: jumlah guru jemaat 215, laki-laki 169, perempuan 46, jumlah Guru Injil khusu yang Organik 116, laki-laki 112, perempuan 4, belum terhitung Penginjil yang non organic; pengajar khusus Dosen 27 orang, laki-laki 13 dan perempuan 14 orang, belum terhitung dengan pengajar sekolah minggu yang tersebar di 2002 jemaat. Data-data ini tentu sudah divalidasi dan mengalami perubahan setelah Gerakan “zero data” yang digiatkan GKI selama thn 2023. Dengan perayaan 68 thn GKI di Tanah Papua menjadi salah satu tugas yang kini sedang dikerjakan, sampai pada akhirnya, standar pembinaan dan pengajaran yang berlaku dalam seluruh pelayanan yang dibangun dan dikembangkan dalam lingkungan pelayanan GKI di Tanah Papua semuanya diterbitkan, dalam rangka membangun dan membina warga jemaat yang memiliki kapasitas dan kualifikasi yang dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, menghadapi tantangan zaman yang mendatangi kita.

Ayat 34-36 Peran Perempuan dalam Pertemuan Jemaat

Pandangan Rasul Paulus pada ayat 34-36 tidak dibuat blunder, dan tidak diperluas pengertiannya untuk membuat semacam “intimidasi terhadap perempuan” atau “tentang larangan jabatan gerejawi untuk perempuan”. Konteks teks ayat 34 berkaitan dengan “pertemuan-pertemuan dalam jemaat” bukan berkaitan dengan “jabatan-jabatan dalam jemaat”, dalam pertemuan-pertemuan itu peserta dari pertemuan itu bukan hanya dihadiri oleh laki-laki tetapi boleh dihadiri oleh kaum perempuan, adalah keliru, naif bila mendefinisikan bagian yang dimaksudkan untuk “pertemuan” pada ayat 34-36, lalu dibuat blunder seolah-olah bagian ayat dari teks ini dikaitkan dengan “jabatan”, akibatnya, kita buru-buru menjust perempuan atau menekan perempuan untuk “tidak diberikan kesempatan untuk memimpin atau menjabat jabatan yang berkaitan dengan pelayanan atau kepemimpinan pengurus jemaat”. Karena itu perlu bagi kita untuk menguraikan dua kata Yunani yang digunakan untuk”pertemuan dan dalam hal apa ada larang berbicara bagi peserta perempuan dalam suatu pertemuan”.

Kata yang digunakan Rasul Paulus adalah “ekklesiais sigatosan”. Kata “ekklesiais” bentuknya adalah kata benda plural datif feminism artinya ada pertemuan-pertemuan dan pertemuan-pertemuan itu pesertanya atau yang hadir adalah laki-laki dan perempuan. Kata “sigatosan” bentuknya adalah kata kerja ganti orang ke-3 plural aktif pada saat kini atau waktu berlangsungnya “ekklesiais” pertemuan-pertemuan, sehingga pengertiannya : (1) dalam pertemuan pesertanya boleh diam, peserta perempuan dan laki-laki (2) kapan peserta diam? Jawab: pada saat pertemuan sedang berlangsung dan pemimpin sedang bicara maka peserta pertemuan, yang perempuan dan laki-laki mendengarkan dengan serius atau aktif semua pembicaraan dalam pertemuan itu; (3) mengapa perempuan tidak berikan pendapat? Jawab: karena perempuan pendapatnya seolah “menyembunyikan, merahasiakan” ini arti dari kata dasar “sigao” dari kata “sigatosan”, artinya, hasil pertemuan itu “tidak untuk disebarluaskan”, kata ini digunakan pada (Luk 9:36, 18:39, 20:26, Kis 12:17, Roma 16:25), sehingga Paulus menambahkan pada ayat (35) apa yang menjadi rahasia atau yang disembunyikan itu, dibicarakan terbatas “dengan suami dirumah”, mengapa demikian “untuk konteks saat itu rasa hormat kepada pertemuan yang diadakan oleh Rasul atau pengurus jemaat untuk zaman kekristenan sebagai agama muda, atau agama yang baru tumbuh, sementara berhadapan dengan kondisi penganiayaan, penderitaan, pengejaran, maka semua hal tidak untuk dibicarakan secara terbuka, tetapi dilakukan dengan komunikasi terbatas dan sebagiannya dengan “tanda” sehingga Batasan berbicara juga berkaitan dengan konteks “darurat” yang dihadapi pengikut Kristus mula-mula.

Peran atau keberadaan perempuan saat ini didalam GKI di Tanah Papua, dapat kita temukan dari data yang disajikan dari sinar GKI thn 2022-2023, tentang jumlah perempuan didalam GKI antara lain:

Jumlah warga GKI yg Perempuan : 321.711 // laki-laki 342.690

Jumlah PW =139.832; PAM=116.504; PAR=276.924; PKB=132.698 = 664.401

Jumlah Pdt Perempuan : 743

Jumlah Guru Jemaat Perempuan : 46

Jumlah Penginjil Perempuan : 4

Jumlah Dosen Perempuan : 14

Potret dari kondisi pelayanan dengan kewargaaan gereja seperti yang tampak pada data singkat ini, maka GKI menjadi gereja yang terbuka, mengakui dan menerima “hak kesetaraan” laki-laki dan perempuan tanpa membeda-bedakan, dan keduanya utama berpartisipasi menggerakkan pelayanan sesuai karunia Tuhan.

Ayat 37-40 Integritas Pelayanan

Tampak suatu kerinduan Rasul Paulus untuk mencapai dua hal: (1) usahakanlah dirimuuntuk memperoleh karunia untuk bernubuat (ay 39); (2) sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur (ay 40). Kerinduan ini ada penyebabnya, yaitu ada orang yang karena memperoleh karunia roh, ia menjadi arogan, tidak merendahkan diri dan tidak taat terhadap pengaturan pelayanan yang diatur pemimpin atau saat ini secara organisasi mengakui “taat pada Alkitab dan peraturan terkait pelayanan yang diatur dalam kelembagaan gereja. Pelayanan wajib tertib sehingga, saat GKI di Tanah Papua mencapai 69 Thn maka jabatan pelayanan Pendeta yang berjumlah 1.32 (thn 2000), Guru Jemaat jumlah 215, Penginjil JumlAH 116, Penatua, Syamas Pengajar dan Badan Pelayan Unsur dari 2002 lebih jemaat memiliki karunia masing-masing yang benar-benar menjadi potensi pelayanan Gereja yang ditata untuk satu hal, Yaitu “tertib untuk memuliakan Tuhan Yesus Kristus di Tanah Papua.

PENERAPAN

Saat ini Tahun 2024, setelah kita merayakan hari penuh syukur 68 thn GKI di tanah Papua, dengan teks tematik kita menuntut GKI untuk :

  • Jati diri dan Integritas pelayanan GKI sesuai isi Alkitab, yaitu menggunakan karunia roh untuk semua bentuk pelayanan, untuk yang memimpin pergunakanlah karunia kepemimpinan, untuk yang melayani gunakanlah karunia untuk pelayanan, karunia mengajar pergunakanlah karunia mengajar, dan karunia lainnya. Tuhan dimuliakan dari pelayanan yang dikehendaki Tuhan di era yang terbuka seperti saat inui
  • Partisipasi perempuan dalam memberikan keseimbangan terhadap bagian-nagian pergumulan pelayanan kita, maka kontribusi karunia pelayanan dari kaum perempuan tyang Tuhan karuniakan untuk era ini dalam GKI di Tanah Papua menjadi salah satu yang memberkati.

Tuhan memberikan GKI dalam thn 2022 jumlah warga jemaat yang terhimpun atau terdata adalah 664.401 jiwa, maka Tuhan mengaruniakan karunia Allah kepada 664.401 jiwa ini, ini merupakan konsep pemberdayaan yang rohani dan kekal, dalam konteks seperti inilah kita layani, atau saling melayani dan juga saling melengkapi, untuk menjadi warga gereja Anak-anak Allah yang ada didalam dunia tanah Papua untuk bangkit dan menjadi saksi yang setia menggunakan karunia Allah dalam dirinya untuk melayani.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top