GKI Ebenhaezer Timika

Manorah GKI di Tanah Papua. Rabu, 25 Desember 2024

RABU, 25 DESEMBER 2024

KELENDER GEREJAWI : NATAL – PUTIH

PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS, 2 : 1 – 20

TEMA :

BALA TENTARA SORGA MEMUJI ALLAH DIDALAM NATAL

LATAR BELAKANG

Pelayanan yang berbasis data adalah hal yang penting dan perlu mendapat perhatian kita Bersama dalam Menyusun dan melakukan berbagai kegiatan pelayanan pada semua aras dalam GKI di Tanah Papua. Karena itu, untuk memperoleh data yang akurat maka perlu dan harus dilakukan sensus atau perhitungan jiwa bagi semua jiwa yang terhimpun sebagai warga GKI. Tanpa sensus atau perhitungan cacah jiwa, maka, data kita hanyalah sebatas perkiraan belaka. Dalam Alkitab pun kita jumpai bahwa sensus atau cacah jiwa adalah hal yang perlu dan penting dilakukan, sampai-sampai Yusuf dan tunangannya Maria yang sedang mengandung pun, melakukan hal tersebut, sebagaimana diungkapkan dalam pembacaan Alkitab disaat ini.

PENJELASAN TEKS

Ayat 1 – 7 Perintah Kaisar untuk dilakukan sensus

Perintah untuk melakukan sensus terjadi saat Kirenius menjadi wali negeri pada masa kepemimpinan Kaisar Agustus. Sensus adalah pendaftaran atau penomoran orang. Tujuan dilakukan sensus umumnya terkait dengan perpajakan maupun perekrutan tenaga militer. Kondisi Maria yang sedang mengandung ternyata tidak menjadi penghalang untuk Yusuf dan Maria memenuhi perintah Kaisar Agustus. Yusuf dan Maria menunjukkan ketaatan yang sungguh dalam hidup mereka. Karena taat maka mereka melakukan perjalanan dari Nazaret ke Betlehem sekalipun bisa saja membahayakan bagi kondisi Maria yang sedang mengandung. Karena taat, maka melalui sensus inilah, bayi Yesus justru dilahirkan di Betlehem. Ini memperlihatkan kepada kita, bagaimana karya dan kebesaran Tuhan mengatur segala sesuatu lewat setiap peristiwa/kejadian dalam kehidupan ini. Maka melahirkan “seorang anak laki-laki” lalu dibungkus dengan lampin dan dibaringkan didalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka dirumah penginapan. Palungan adalah tempat makan ternak. Palungan pada ungkapan “Yesus dibaringkan didalam Palungan” tidak hanya menunjukkan tempat tetapi juga palungan menjadi tanda kemahakuasaan Allah yang sering tidak terselami oleh pikiran manusia. Kain Lampin disebut juga kain bedung yakni sepotong kain yang diikatkan menjadi satu dan memanjang, untuk membungkus bayi. Yesus dibaringkan dalam palungan dan dibungkus dengan kain Lampin, bukan karena Yusuf dan Maria orang miskin tetapi karena tidak ada tempat untuk mereka. Yesus menyediakan Taman Eden untuk manusia, sedangkan manusia hanya menyediakan palungan dan kain lampin untuk-Nya.

Ayat 8 – 20 para gembala menerima berita tentang kelahiran Yesus.

Berita tentang kelahiran Yesus Kristus diterima para gembala, disaat mereka sedang bertugas menjaga ternak gembalaanmereka. Allah datang menjumpai mereka denga napa adanya mereka, sesuai profesi mereka. Bukan “sulap” keadaan atau membawa mereka keluar dari kenyataan sehari-hari, barulah Allah bertemu mereka. Tidak!. Allah menjumpai mereka sesuai kenyataan yang terjadi dan dialami dalam realita sehari-hari. Unagkapan “jangan takut, ….kesukaan besar untuk seluruh bangsa, hari telah lahir bagimu juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, dikota Daud. Dan inilah tandanya bagimu : kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring didalam palungan”. Beberapa hal penting dari ungkapan ini adalah :

o “jangan takut” adalah ungkapan yang memberi harapan, kesejukan, keteduhan atau kepastian.

o Berita tentang kelahiran Yesus Kristus adalah suatu berita sukacita bukan hanya untuk orang Israel saja tetapi juga untuk seluruh bangsa. Berarti IA adalah sang juruselamat untuk seluruh bangsa.

o Yesus Kristus telah atau benar-benar sudah lahir dikota Daud. Ini suatu kebenaran yang tidak dapat disangkal oleh siapapun.

o Ia yang telah lahir itu adalah Juruselamat atau Penebus dosa. Ia diberi gelar “Juruselamat”, “Kristus”, dan “Tuhan”.

o Lampin dan Palungan adalah tanda kesederhanaan, kerendahan hati, kepedulian/solidaritas Allah bagi manusia. Juga tanda penolakan manusia kepada Allah.

Kelahiran sang juruselamat dunia, juga disambut dengan kidung para malaikat. Ini menunjukkan bahwa berita itu adalah berita sukacita besar bagi seluruh dunia. Respon para gembala atas berita sukacita yang mereka terimaadalah tidak tinggal diam tetapi langsung saling mengajak dan melakukan Tindakan nyata yakni mencari bayi Yesus yang baru dilahirkan itu. Karena ada Tindakan nyata yang dilakukan yakni mencari, maka, para gembala dapat berjumpa dengan bayi Yesus. Perjumpaan dengan bayii Yesus membawa sukacita. Perjumpaan dengan bayi Yesus membuktikan bahwa apa yang difirmankan, apa yang dinubuatkan, apa yang disampaikan adalah benar.

PENERAPAN

  • Cacah jiwa atau perhitungan jiwa adalah hal yang penting dan perlu dilakukan dalam pelayanan.
  • Allah mencari dan menjumpai manusia, apa adanya manusia karena Allah sangat mengasihi manusia.
  • Sejak lahir Yesus telah mengalami penolakan dari manusia, sehingga manusia hanya menyiapkan palungan dan lampin bagi-Nya. Dalam perenungan ini, perayaan Natal seharusnya mengantar setiap orang hidup dalam ketaatan kepada Tuhan, sehingga selalu rendah hati.

Setiap hari kita akan berkata “hari ini”. Artinya makna kelahiran Yesus Kristus harus terlihat setiap hari dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, dalam setiap peran hidup yang kita lakonkan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top