MINGGU, 24 NOVEMBER 2024
KELENDER GEREJAWI : BIASA
PEMBACAAN ALKITAB : Il KORINTUS 10 : I – Il
TEMA : SIKAP DAN MENTAL ILAHI
LATAR BELAKANG
Kita ada pada hari ke-329. minggu ke-4 November. dan minggu ke-47 dalam tahun 2024. Renstra untuk tahun 2024 dirumuskan sebagai tahun “Pemberdayaan”. triwulan IV Oktober-November-Desember 2024, difokuskan pada “Kristus memberdayakan persekutuan GKI guna memberdayakan pribadi, keluarga dan dunia”. Teks firman Tuhan minggu ini Il Korintus 10:1-11. tema tekstual : “Sikap dan mental ilahi” ini dasar untuk realisasikan gumul kita melaksanakan semua tugas dan kerja dan pelayanan baik dalam keluarga. ditempat kerja, dan untuk setia melaksanakan dokumen Renja triwulan ke-4 yang berlaku di Jemaat, Klasis dan Sinode.
Siapa orang Ibrani. Yahudi dan Kristen yang tidal< mengenal Rasul Paulus, Latar belakang dan masa lalunya sebelum berjumpa dengan Kristus. Menjumpai Tuhan Yesus dengan cara yang luar biasa. Berbalil< dari menjadi musuh kepada menjadi kekasih Kristus. Ternyata bukan jaminan baginya “aman dan nyaman” Bersama Yesus dan bersaksi dalam pekabaran Injil Kristus Yesus. Dalam semangatnya memberitakan kebenaran Kristus yang la Imani mendapat tantangan dan kecaman secara terang-terangan dan terbuka. Di Jemaat Korintus dalam konteks Il Korintus 10 ayat 1 — 11, tantangan ini datang dari para Rasul Palsu. Mereka mencari kekurangan, kelemahan Rasul Paulus untuk dijadikan bahan mempermalukan, dan menantang, dan mempersalahkan ajaran-ajaran Rasul Paulus. Pada konteks teks ini, Rasul Paulus menyampaikan pembelaan terhadap ajaran-ajarannya dan juga sikapnya terhadap penentangnya. Melihat sikap Rasul Paulus terhadap ancaman-ancaman tersebut, maka tema “sikap dan mental ilahi” hendak menolong kita untuk menghubungkan bagian Alkitab ini secara khusus, “apa relevansi/hubungannya dalam hidup kita Apa itu sikap dan Mental llahi.
“Kata Sikap” Mempunyai beberapa pengertian diantaranya bentuk tubuh/cara berdiri, misalnya, Sikapnya tegap,teratur. Perbuatan atau Tindakan atau pikiran berdasarkan pendirian dan keyakinan, Misalnya “Sikap Imannya tidak terganggu”, Cara kelakukan/perilaku dalam hidup tiap hari, misalnya “sikap anak ini sangat sopan, orang tua itu sikapnya Angkuh dan sombong, ibu Maria memiliki sikap rendah hati. Bapa Adam selalu bersikap emosional dan kasar. “Mental”. Situasi hati/keadaan hati yang punya hubungan dengan Perasaan yang kelihatan dalam cara menghadapi situasi tertentu. Misalnya “orang ini mentalnya sangat Kuat, bermental Baja, anak ini mental “Kerupuk”, cepat hancur. Mental yang lemah merusak diri sendiri, Mental rusak menghancurkan masa depan. llahi mempunyai sifat-sifat Tuhan atau berhubungan dengan Tuhan. Dalam konteks tema ini, sikap dan mental ilahi, berarti : Bagaimana seseorang dalam kelakuan, tindakan, prinsip hidup menunjukkan bahwa la memiliki sifat-sifat Tuhan dan ia menghadapi situasi hidupnya dengan mental yang dikuasai oleh TUHAN (mental llahi)
Tema ini mau mengajak kita belajar, Bagaimana seseorang dalam kelakuan, Tindakan dan prinsip hidup menunjukkan bahwa ia memiliki sifat-sifat atau karakter Tuhan Yesus Kristus. Dalam menghadapi situasi hidup mentalnya adalah mental yang dikuasai oleh Tuhan Yesus atau bagaimana orang tersebut melihat masalah, menghadapi masalah, menyelesaikan masalah dan seluruh keadaan disekitar hidupnya selalu ia menilai dengan cara Tuhan Yesus, itulah mental llahi. Mental llahi itu dipakai melawan bagian lain dalam kehidupan dunia yang jahat, tidak baik, dimana ada kelakuan munafik, banyak kejahatan, kenyataan orang pandai yang mencari peluang menjatuhkan sesamanya, memanfaatkan kebaikan orang lain secara salah, rakus, tamak, serakah. Sombong, angkuh. Menunjukkan kepandaian tentang Tuhan lebih dari Rasul Paulus atau bangga dan sombong dengan “pengetahuan teologi” menilai Tuhan, pengajaran yang salah seperti yang ditunjukkan pada lawannya di Korintus.
PENJELASAN TEKS
Ayat 1 —2 sikap dan mental ilahi “Lembut, Sopan, Tegas”
Rasul Paulus menunjukkan sikap lemah-lembut dan sopan menasehati dan meminta bahkan ia meneguhkan sikapnya atas nama Kristus ay lb” aku memperingatkan kamudemi Kristus yang Lemah Lembut dan ramah. Dalam kelembutannya Rasul Paulus menunjukkan sikap tegas, dengan menulis “ayat 2, “Aku meminta kepada kamu: jangan kamu memaksa aku untuk menunjukkan keberaniankudari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang menyangka, bahwa kami hidup secara duniawi “ Sikap tegas Rasul Paulus, dapat kita katakan sangat ellegan, gentlemen, berani dan jujur tentang kemungkinan buruk. Dalam kata-katanya “jangan paksa saya untuk tunjukkan keberanian saya dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras” Kata keras dalam bahasa Yunani di teks ini digunakan kata “TalmaÕ” “mempunyai keberanian, memberanikan diri, terhadap beberapa orang. Yang berarti bertindak dengan penuh keberanian. Tegas yang juga bermental Ilahi, yaitu tegas yang bukan egois, tetapi tegas berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran.
seseorang yang memiliki mental ilahi akan kelihatan dalam hidupnya kelakuan yang dikuasai oleh buah-buah Roh (Gal 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, 5:23 kelemah lembutan, sejahtera, penguasaan kesabaran,diri). Orang yang bermentalkebaikan, kesetiaan, Ilahi tidak perlu kasar, brutal atau berkelahi sembarangan, keras dengan prinsip yang tidak benar.
Lembut bukan berarti lemah, 1 norma etika/aturan kerajaan Surga yang tertuang dalam “Arti bahagia menurut Yesus dalam ucapan bahagia, adalah lemah-lembUt : Mat 5 : 5 ” Berbahagialah orang yang lemah-lembut karena mereka akan memiliki bumi’. Jendral Sudirman berkata “Tak ada yang lebih kuat dari kelembutan, tak ada yang lebih lembut dari kekuatan yang tenang. Karakter kelakuan dalam mental Ilahi ditunjukkan Amsal 15:1 & 4 “jawaban yang lemah-lembut merendahkan kegeraman, lidah lembut adalah pohon kehidupan” Sopan bukan berarti sikap yang berbudi luhur. Tegas bukan berarti kasar dan egois.
Ayat 3 “Sikap dan Mental ialahi : hidup di dunia tetapi jangan pakai cara dunia, pakai kuasa dan cara Allah. Hidup di dunia tetapi tidak berjuang secara duniawi, dalam bahasa setiap hari kita di Papua (Ko hidup di dunia, tapi ko punya kelakuan jangan seperti orang-orang dunia), bagian ini juga rasul Paulus tulis dalam Roma 12:2a, Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu”, Dalam Doa Tuhan Yesus di Injil Yoh 17 : 16, kita menemukan kata-kata ” Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia”, artinya bahwa “Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan telah menerima Injil Yesus Kristus, sudah dikuasai oleh kuasa Ilahi Allah’ ay 14 yoh 17 “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia sama seperti Aku bukan dari dunia” bagian ini sangat jelas. Orang-orang, kita yang sudah percaya kepada Yesus Kristus memang hidup di dunia tetapi kelakuan dan cara hidup kita tidak sama seperti kelakuan dan cara hidup manusia di dunia. Kalau orang dunia marah itu berkelahi, kejar dengan parang, baku-pukul, baku-balas, iri hati, dendam, main sogok pakai uang untuk caleg, pake pendekatan keluarga/Nepotisme, untuk dapat jabatan dalam ditempat kerja atau sesame Pendeta, Penatua, Syaman, Guru Sekolah ninggu saling menjatuhkan, saling cerita kekurangan teman epelayanan. Kalau sudah sakit lama mulai curiga orang lain, cari dukun, orang pintar, kalau berhasil mulai sombong.
Orang yang punya sikap dan mental Ilahi bilang tidak, tidak pada cara-cara tralaku/tidak baik seperti itu. Orang-orang yang punya sikap dan mental Ilahi seperti Rasul Paulus selalu gunakan atau pakai kuasa Allah, mengandalkan Tuhan, maka sikap dan mentalnya seperti pada bagian I, yaitu lembut, sopan dan tegas “karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah. Orang dunia pakai teknologi untuk menghancurkan. Orang bermental Ilahi pakai teknologi untuk membangun, orang dunia pakai uang untuk menguasai orang lain, orang bermental Ilahi dituntun Firman Tuhan dan Roh Kudus untuk memberkati orang lain.
Ayat 4-6, sikap dan mental Ilahi: akan mengalami kedahsyatan kuasa Allah
Rasul Paulus tegas menyampaikan kuasa Allah bukan berperang secara daging melainkan meruntuhkan, mematahkan, menawan sumber-sumber kejahatan seperti :
- Benteng-benteng (kesombongan, keangkuhan, sukuisme, golongan, kelompok)
- Setiap siasat orang, (rencana busuk, licik, jahat, saling sikut, saling menjatuhkan munafik, jahat , mengambil untung dari kelemahan orang lain, memanfaatkan kebaikan orang lain secara salah, rakus, serakah)
- Merubukan sikap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah (agama suku, keangkuhan dan kesombongan para teolog, pendiri agama, pendiri gereja)
- Menghukum kedurhakaan “(kelakuan penipu, menyangkal Tuhan Yesus, murtad, pindah agama)
Pada bagian ini kita menemukan ketegasan Rasul Paulus tentang kedasyatan kekautan Allah, bukan hanya menghancurkan, merubuhkan yang buruk tetapi juga sanggup menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Kristus. Sangat luar biasa. Bagian ini sama dengan nasehat rasul Paulus kepada jemaat di Efesus dalam Ef.6:10-20 “perlengkapan rohani” Ef 6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu, dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat diudara. 6:13 sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
7-11 Sikap dan mental Ilahi: adalah membangun dan bukan meruntuhkan
Bagian ini memberikan ketegasan tentang prinsip dan sikap Rasul Paulus terhadap pengajarannya yang terbukti membangun, karena itu ia meminta agar mereka para lawannya melihat apa yang telah dikerjakan. Dengan bangga dan berbesar hati ia menyatakan pada (ay 8) “Bahkan, jikalau akau agak berlebihplebihan bermegah atas kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu. Bangga dengan kuasa Allah, tetap teguh dalam kuasa Allah, tetapi tetap rendah hati dan tidak berlebihan atau membesar-besarkan pekerjaannya. Itulah yang ditunjukkan pada bagian akhir dari sikapnya pada teks ini, bahwa Tindakan yang akan ia ambil tetap sama seperti apa yang ia kerjakan. Seseorang yang memiliki sikap dan mental Ilahi akan senang melihat saudaranya sukses dan berhasil. Bukan susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah. Bukan pura-pura mendukung didepan tetapi dibelakang mengait diam-diam, menjatuhkan diam-diam. Membangun dengan memahami kekurangan, membangun dengan memperbaiki kesalahan, membangun dengan memberi semangat, dorongan positif. Saat saudara atau bahkan lawan jatuh tidak bilang “tobat, Syukur, tahu rasa” tetapi menolongnya bangun, berdiri dan menopangnya itulah sikap dan mental Ilahi.
PENERAPAN
Sikap dan mental, secara psikologis, sudah terbentuk dan dipengaruhi sejak seseorang masih dikandung ibu, namun belajar pada konteks surat Rasul Paulus dalam teks II Kor 10:1-11, belajar [pada tema sikap dan mental Ilahi, beberapa hal sangat penting kita pelajari :
- Dalam hal iman kepada Tuhan Yesus Kristus, jangan pindah-pindah, jangan loncat-loncat, secara khusus dalam lingkungan gereja itu. Karena beriman bukan kepada gereja tetapi kepada Yesus Kristus, perlu ketegasan pada diri sendiri.
- Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, kita akui kita sedang hidup didunia nyata, tetapi jangan pakai cara dan kelakuan manusia untuk menyelesaikan maslah kita, menjalankan tugas kita, jangan menggantungkan harapan pada dunia dan manusia, sebab dunia dan manusia akan berubah, tetapi pada kuasa Allah yang kekal.
- Berjuanglah mengalami kuasa Allah yang dasyat dengan sikap dan mental Ilahi.
Jika hidup kita membangun hidup orang lain maka kita sedang menunjukkan bahwa kita memiliki sikap dan mental Ilahi, amin.