GKI Ebenhaezer Timika

Manorah GKI di Tanah Papua. Minggu, 8 Desember 2024. Minggu Advent II

MINGGU, 08 DESEMBER 2024

KELENDER GEREJAWI : ADVEN II – UNGU

PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS, 3 : 1 – 20

TEMA :

MENANTIKAN KRISTUS DENGAN PERTOBATAN DALAM PERBUATAN KASIH, KEADILAN & RASA SYUKUR SELALU

LATAR BELAKANG

Hari ini kita suda memasuki bulan baru, yaitu bulan Desember, hari ke-343. minggu ke-2 Desember. dan minggu ke-49 dalam tahun 2024. Renstra untuk tahun 2024 dirumuskan sebagai tahun “Pemberdayaan”. triwulan IV Oktober-November-Desember 2024, difokuskan pada “Kristus memberdayakan persekutuan GKI guna memberdayakan pribadi, keluarga dan dunia”. Teks firman Tuhan minggu ini Lukas,3:1-20. tema tekstual : “Menantikan Kristus dengan pertobatan dalam perbuatan kasih, keadilan dan rasa syukur” dasar firman Tuhan mengantar kita hidup dalam minggu Adven II.

Jemaat kekasih Tuhan,

Salam Kasih untuk saudara, mari saling sapa dikiri kanan saudara, “salam kasih, saya mengasihi saudara”. Kalau saudara duduk disebelah suami/istri/orang tua/anak saudara, saudara bisa melanjutkan salam itu, dengan permohonan maaf, sekiranya dalam waktu belakangan ini, ada keliru atau salah yang dilakukan dalam keluarga,. Ya.. kita saling mengasihi, berlaku adil -yang salah minta ampun, yang diperlakukan salah mengampuni- karena yang diperlakukan salah pun pernah salah dan sudah diam[puni-. Kita menjalani masa raya adven dengan pertobatan yang sungguh dalam perbuatan.

PENJELASAN TEKS DAN PENERAPAN

Jemaat kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus

Secara umum, Lukas menulis Injil Yesus Kristus dengan menekankan bahwa kasih Tuhan untuk semua orang. Karena itu dalam Injil yang ditulis Lukas, perhatian pada anak-anak, perempuan, orang-orang sakit dan miskin lebih, disbanding injil sinoptik lainnya; karena kasih Tuhan untuk semua. Bahwa Kuasa Roh Kudus bekerja dalam hidup orang-orang percaya dan Menolong merekamengerjakan panggilan hidup mereka. Bahwa doa menjadi hal yang Yesus hargai. Yesus lakukan dan Yesus mau murid-murid jalani.

Secara khusus dalam bacaan Firman kita, saya membaginya menjadi 2 bagian penjelasan:

Ayat 1-9, 2 ayat pertama berisi penjelasan dari sisi waktu, pemerintahan dan tempat, saat Yohanes menerima pesan ini. Bahwa pesan ini dari Tuhan. Isi pesan Tuhan lewat Yohanes, “bertobat, beri diri dibaptis, maka Allah akan mengampuni dosa”. Seruan bertobat ini, bukan baru, tetapi sudah sejak lama, sejak Perjanjian Lama, disampaikan juga oleh Nabi Yesaya. Segala sesuatu harus dipersiapkan untuk bisa melihat keselamatan yang dari Tuhan. Persiapkan jalan, bukan hanya ada jalan, tetapi luruskan jalan itu. Ada lembah harus ditimbun, gunung, bukit diratakan, yang berliku dijadikan lurus, berlekuk-lekuk diratakan, dan setelah itu semua orang akan melihat keselamatan dari Tuhan. Yang Bagai ular beludak -yaitu yang jahat, licik, lihai, penuh tipu muslihat, tidak dapat melarikan diri dari murka. Tetapi, semua yang Bagai ular beludak sekali pun, jika bertobat, maka akan alami selamat. Hasilkan buah yang baik, maka akan selamat. Bahwa selamat bukan karena garis keturunan Abraham, maka otomatis selamat. Semua harus alami pembaharuan, pertobatan, karena jika bertobat, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.

Dari bagian pertama pengajaran ini, bagaimana persiapan kita saat ini, sudahkah kita menjalani hidup dalam pertobatan yang sungguh? Jalan hidup kita apakah telah lurus sesuai dengan Fiman Tuhan, perintah Tuhan/ mari kita masing-masing merenungkan jalan hidup kita. Sebelum kertempat ibadah ini, sebelum hari minggu ini, sepanjang minggu adven pertama yang telah kita jalani. Apakah kasih yang nyata dan bukan kebencian; apakah kebenaran dan bukannya hoax; apakah kebaikan dan bukan kejahatan yang nyata di hidup kita. Bagaimana sikap anak-anak pada orang tua, bagaimana juga tanggung jab orang tua bagi anak-anak. Bagaimana hubungan suami istri dalam keluarga Kristen, bagaimana juga hubungan kita dengan keluarga besar kita; mertua, ipar, saudara lain. Kita akan masuki natal Kristus -perayaan kemenangan Yesus hadir didunia untuk selamatkan kita-. Apakah kita akan menerima Tuhan – menerima keselamatan yang dari Tuhan pada saat natal nanti? Atau itu hanya perayaan rutin setiap akhir tahun, dengan hati yang kosong, dengan rasa yang hampa, karena kita tidak menyiapkan diridalam masa raya adven ini dengan sungguh bertobat. Tidak ada dosa yang terlalu besar yang tidak sanggup Tuhan ampuni. Tetapi yang mengampuni dosa kita adalah Tuhan. Ia sendiri yang berjanji, datang pada Tuhan, minta ampun sama Tuhan, selesaikan dengan Tuhan. Jika itu berkaitan dengan orang lain, maka berdamai dengan orang itu. Jika ada yang bertanya “tapi orang itu tidak mau ampuni saya”. Selesaikan dengan Tuhan, minta ampun sama Tuhan, akui kesalahan dan dosa, nyatakan pada Tuhan, dan ampuni saudara yang tidak mengampuni saudara itu. Bagian saudara sampai disitu. Lalu biarkan Tuhan yang menyelenggara. Karena kita semua berdosa dan yang mengampuni dosa kita adalah Tuhan yang tidak berdosa. Bagian kita benar-benar mengakui salah dan bertobat dan Tuhan beranugerah atas kita.

Pada bagian kedua, ayat 10-17, selanjutnya dijelaskan tentang pertobatan yang nyata.

Semua orang, dengan latar belakang pekerjaan apapun, dari keadaan hidup bagaimanapun, hendaklah bertobat. Bertobat ini bukan sebuah pengakuan saja, tetapi dalam hal kasih yang benar dan nyata dalam perbuatan. Bertobat dalam hal keadilan kepada semua orang. Bertobat juga dalam hal mencukupkan diri denga napa yang ada. Bertobat kepada Tuhan, Mesias yang berkuasa. Karena saat penghakiman sudah datang dan akan memisahkan gandum dan Jerami, maka bertobatlah, berubahlah.

Pada 3 ayat terakhir, diberikan keterangan tentang Yohanes yang menyerukan pertobatan ini, yang melakukan pekerjaan penginjilan dan karena itu menerima akibatnya; bahwa ia dipenjarakan, ia alami penderitaan. Tapi bahwa ia menjalani apa yang benar, yang dipercayanya. Jika kita membaca secara lengkap, dalam Markus 6:27, disaksikan bahwa Yohanes Pembaptis mati dipenjara, dengan cara kepala dipenggal sesuai permintaan seorang ana katas petunjuk ibunya, Herodias-isteri Herodes.

Jemaat kekasih Tuhan, bagian kedua ini hendak mengajar dan mengajak kita merenungkan hidup kita, pertobatan kita masa raya adven ini. Bertobat dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah menyesal dan berbiat memperbaiki. Dalam Alkitab kata yang dipakai dalam Lukas 3:3 adalah metanoia artinya berbalik dan bertobat, memperbaiki kesalahan. Dalam sepanjang minggu ini, setelah mendengarkan firman Tuhan dalam minggu adven pertama, yang mengajak kita mengevaluasi diri dari hidup yang berpusat pada cinta diri, yang melakukan banyak kesalahan dan dosa dalam hubungan dengan orang lain. Apakah setelah mendengar firman itu, kita sudan dan sementara menjalani hidup yang berbalik dari dosa, memperbaiki kesalahan-kesalahan kita? Ini penting kita lakukan. Karena seruan bertobat harusnya nyata dalam perbuatan. Dalam perbuatan kasih dalam hubungan kita dengan sesame kita. Dalam perbuatan adil kepada semua orang. dalam perbuatan yang mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Tentang kasih dan adil, kitab isa memikirkannya dalam hubungan kita dengan sesama. Saat ini, saya secara khusus mau mengajak kita merenungkan tentang bertobat dalam hal mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Kita ini menjelang natal, banyak orang membuat persiapan terkait makan minum, penampilan rumah dan penampilan semua anggota keluarga. Jika itu dimungkinkan, puji Tuhan, tetapi jangan memaksakan diri. Firman hari ini, menjadi penggerak, pemberdayaan diri kita. Berdayakan diri, keluar dari kebiasaan dosa menjelang natal karena tidak punya rasa cukup, tidak punya rasa puas dan kurang rasa bersyukur. Bertobat dari keinginan harus serba baru, harus serba banyak, jika kondisi kita tidak memungkinkan. Jangan karena keinginan ini, kita masuk dalam rupa-rupa kesalahan dan dosa . iri, fitnah kepada orang yang persiapannya “lebih” menurut kita. Atau memaksakan diri “besar pasak dari pada tiang” hanya untuk terlihat wah dan tidak mau kalah dari yang lain. Bertobat dan cukupkan diri denga napa yang ada pada kita. Banyak hal yang kita syukuri, salah satunya bersyukur kita masih diberi hidup sampai menghayati adven Bersama keluarga tahun ini.

Mari menantikan Kristus dengan pertobatan yang sungguh, dengan sikap hati bertobat, berbalik dari yang salah dan jahat, hidup dalam kasih, keadilan dan rasa syukur selalu kepada Tuhan. Berkat Tuhan menyertai saudara. Amin ..

DISKUSI UNTUK IBADAH PAM, PW DAN PKB

Dalam teks ini ada 3 pelajaran utama dan 1 bahan tambahan :

  • Baptisan dan Pertobatan. Baptisan sebagai tanda pertobatan, Yohanes pembaptis menyerukan bertobatlah dan berilag dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu (ay 3). Baptisan adalah tanda pengampunan dosa, tetapi pengampunan dosa tanpa pertobatan, maka baptisan tidak baerarti apa-apa, dan pertobatan ditunjukkan dalam karakter yang nyata tiap-tiap hari, (lht point 2).
  • Pertobatan harus disertai dengan perbuatan sebagai bukti, ada satu persyaratan yang tidak bisa terlepas dari antara pembaptisan dan pengampunan dosa, yaitu “perbuatan yang membuktikan pertobatan”, jadi baptisan bukan jaminan pembersihan dosa dan murka Allah (lht ayt 7-9). Tetapi menunjukkan kasih kepada sesame manusia, sebagai hasil dari mengasihi Allah, mengapa penekanan Yohanes pada hal-hal yang sederhana (lht ayt 10-14), karena orang
  • Yahudi/ahli Taurat/orang Farisi taat melakukan hukum taurat tetapi perilaku mereka tiap hari jauh dari hal kasih, tradisi dan adat istiadat orang Yahudi bangga bahwa mereka dibaptis dengan demikian mereka akan diampuni, tetapi perilaku mereka disebut keturunan ular-beludak, karena seolah-olah mereka mempermainkan makna pembaptisan. Tentu ini adalah baptisan secara selam dan baptisan orang dewasa.
  • Yohanes membaptis dengan air, tetapi Yesus akan membaptis dengan Roh dan Api. Dikesempatan seruan Yohanes untuk pertobatan, ia juga menyatakan tentang baptisan yang akan dilakukan oleh “Dia yang akan datang” yaitu Yesus Kristus, akan membaptis dengan Roh Kudus dan Api, serta membuat pemisahan dan pemilihan terhadap mereka yang baik dan jahat, dengan menggunakan perumpamaan “alat penampih sudah ditangan-Nya, (ay 16-17). Disini kita belajar bahwa Yohanes pembaptis melakukan baptisan secara lahiriah, atau jasmani, tetapi Tuhan Yesus Kristus sendiri melakukan baptisan didalam kuasa Roh Kudus. Karena itu pembaptisan Yesus Kristus berlangsung berlangsung Bersama dengan pemisahan yang jahat dan yang baik, yang benar dan yang salah. Keselamatan ada di tangan Tuhan Yesus Kristus bukan pada “baptisan’.
  • Yohanes menegur raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodian, karena itulah Yohanes dimasukkan kedalam penjara dan dibunuh. Kebenaran dalam Injil yang disampaikan mengandung resiko, dijauhi dikucilkan, bahkan dibunuh. Kejahatan dunia bertentangan dengan kebenaran Injil Kristus, kebenaran kehendak Allah.

Diskusikan :

  • Seseorang yang dibaptis saat kecil, setelah dewasa hidup tidak taat, jahat, jauh dari poersekutuan dengan Tuhan dan tidak sesuai dengan firman/Injil Yesus Kristus, apakah perlu dibaptis ulang supaya bertobat?
  • Sebagai anggota gereja GKI yang sudah dibaptis waktu masih anak kecil, apa yang akan saudara sampaikan untuk mempertahankan baptisan saudara jika saudara diperhadapkan pada kenyataan bahwa baptisan anak/meterai tidak tertulis dalam Alkitab

Kenyataan pemberitaan kebenaran mengandung resiko yang berat, apa nasehat saudara bagi para pekerja pemberita Injil “Pendeta/Majelis gereja/Badan Pelayan Unsur Jemaat, guru sekolah minggu.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top