GKI Ebenhaezer Timika

Manorah GKI di Tanah Papua. Sabtu, 30 November 2024

SABTU, 30 NOVEMBER 2024
KELENDER GEREJAWI  : AKHIR BULAN NOVEMBER
PEMBACAAN ALKITAB  : YAKOBUS, 5 : 7 – 11
TEMA  : HIDUP SABAR, TIDAK BERSUNGUT DAN SETIA

LATAR BELAKANG

Kita sudah mencapai akhir bulan November hari ini, secara liturgis minggu ini kita masih berada pada minggu Kristus Raja, sebelum besok, hari minggu kita memasuki minggu Adven I. kita telah menyelesaikan empat bagian teks Alkitab yang menyeroti seluruh pelayanan dan kerja kita sepanjang bulan November 2024. Teks itu adalah Efesus 1:3-13, Roma, 8:18-30, 1Korintus 4:1-5, 2Korintus 10:1-11, marilah kita mempersiapkan ibadah akhir bulan November ini sebagai persiapan memasuki minggu-minggu Adven dalam memasuki masa raya kedatangan Tuhan Yesus Kristus.

PENJELASAN TEKS

Ayat 5 – 7 tentang kedatangan Tuhan dan karakter sabar

Kita di Indonesia, Tanah Papua, tidak mengenal empat musim, yaitu musim dingin, musim panas, musim gugur dan musim semi. Kita hanya mengenal musim panas dan musim penghujan. Kesabaran dalam konteks wilayah dunia yang mengikuti pola 4 musim agak berbeda dengan, kita yang hanya mengenal musim yang tidak teratur. Rasul Yakobus atau penulis kitab Yakobus memberikan suatu pelajarantentang “sabar menanti” dari konteks “sabar selama musim-musim yang berlaku dalam konteks musim dalam alam”. Kata “meneguhkan hati” dari kata Yunani “sterizate tas kardias”, kata “sterizate” teguhkanlah dari kata dasar “sterizo” artinya “meneguhkan”, mengarahkan, menguatkan, membuat dengan kokoh”, pemaknaannya adalah “sabar yang aktif bukan pasif”,

hati yang sabar itu tidak plin-plan, atau ikut pengaruh ini-itu. Tetapi sabar yang mengarahkan hati kokoh sampai pada kedatangan Tuhan. Sabarseperti ini sama dengan “seorang petani yang sabar melewati gangguan yang datang dari musim demi musim hingga hari kedatangan itu tiba, yaitu saat panen, musim menuai tiba, sebagai hari penuh syukur, sukacita, keceriaan yang berseri-seri.

Ayat 9 jangan bersungut-sungut

Kondisi psikologis dari ketidaksabaran penantian akan hari kedatangan Tuhan, dapat menghadirkan suatu dampak lain secara kejiwaan manusia yang manusiawi, yaitu seseorang karena lama bersabar ia dapat menampakkan “sungut-sungut, kecewa” hal ini terjadi karena seseorang “kehilangan harapan”. Iman kepada Tuhan adalah iman yang berdampak, dan dampaknya adalah “sabar, teguh dan kokoh” dalam menantikan kedatangan Tuhan. Yakobus mengetengahkan sosok yang otoratif itu diberikan symbol figuratifnya adalah “hakim”, yang diimani, diyakini dan sabar menantikan adalah Tuhan. Jadi figure Hakim yang dimaksudkan disini adalah untuk “Tuhan dan hari kedatangan-Nya”.

Ayat 10 -11 teladan penderitaan Nabi Ayub

Sosok figure Ayub ditampilkan untuk menunjukkan tentang “kesabarab dalam penderitaan” sebagai sisi atau bentuk lain dalam kehidupan, yang boleh dipelajari terbuka. Ada unsur “ketekunan” dalam kesabaran. Jadi, pada ayat (11.b) potensi manusia yang digunakan dalam masa penentian adalah “bertekun”. Ketekunan mempunyai arti lain yang dekat dengan “kasih dan kesetiaan”. Mengapa ketekunan, kasih, kesetiaan yang adalah bagian dari potensi manusia yang perlu digunakan, jawabannya, karena “Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan” (ay.11.b). berarti, manusia yang sudah Allah karuniakan potensi kesabaran, ketekunan, kasih dan kesetiaan atau ketaatan”, potensi itu sudah sejalan dengan “sifat abadi Tuhan yang penyayang dan penuh belas kasihan”.

Marilah kita mewujudkan potensi kesabaran, kasih, kesetiaan kita, untuk terus menerus dibaharui oleh Allah Roh Kudus” sehingga, kita dijauhkan dari “roh sungut-sungut dan kecewa”. Kasih Allah yang besar telah memenuhi kita untuk hidup dalam kesabaran penuh, dalam kehidupan sebagai anugerah Tuhan yang dikaruniakan kepada kita.

PENERAPAN

Mengakhiri bulan november 2024, dan memasuki bulan baru Desember dan sekaligus memasuki minggu-minggu penantian atau Adventus, maka marilah kita sekali lagi diarahkan oleh Firman Tuhan, untuk :

  • Hidup yang memperlihatkan kesabaran. Marilah kita semakin sabar dalam menghadapi apapun dalam hidup kita jangan sekali-kali tidak sabar.
  • Hidup yang tidak bersunggut-sunggut. Percayalah bahwa kita sudah Bersama Tuhan, kita Bersama dengan Imanuel.

Kesetiaan. Marilah kita setia, sebagai majelis wajib setia, sebagai anggota sidi wajib setia, sebagai anak-anak Tuhan tetap setia… kita mengalami “kasih setia Tuhan yang kekal” maka kita juga menjadi anak-anak Allah yang setia memuliakan-Nya didalam dunia. Amin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top