MINGGU, 13 OKTOBER 2024
KALENDER GEREJAWI : MINGGU BIASA
PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 12 ; 12 – 31
TEMA : SATU TUHAN MENGARUNIAKAN BERBAGAI KARUNIA
LATAR BELAKANG
Hari ini hari ke-287, Minggu ke-2 bulan Oktober, dan minggu ke-41 dalam tahun 2024, Renstra GKI di Tanah Papua rumuskan tahun 2024 adalah tahun “Pemberdayaan”, dan focus penataan pelayanan triwulan IV Oktober-November-Desember 2024, ialah “Kristus memberdayakan persekutuan GKI guna memberdayakan pribadi, keluarga dan dunia”. Dasar firman Tuhan I Korintus 12;12-31, tema tekstual untuk minggu “satu Tuhan mengaruniakan berbagai karuniadengan berbagai karunia yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus, marilah kita giat melaksanakan tanggung jawab kita. Dan juga melaksanakan sesuai dengan dokumen Renja triwulan ke-3 yang berlaku di jemaat, Klasis dan Sinode,
Gereja adalah sebuah persekutuan yang terdiri dari banyak anggota, namun ada dalam sebuah kesatuan karena diperstukan didalam Kristus. Rasul Paulus mengmetaforakan persekutuan tersebut sebagai sebuah tubuh yang terdiri dari banyak anggota, tetapi satu. Kesatuan didalam Kristus ini, menjadikan setiap anggota saling terkait satu dengan yang lain, sehingga apa yang dialami oleh satu anggota menjadi pengalaman Bersama seluruh anggota. “karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita, jika satu anggota dihormati, semua anggota turt bersukacita”. (ay.26). kesatuan dalam Kristus ini, menjadikan gereja yang terdiri dari banyak anggota itu sebagai “tubuh Kristus” (ay.27). maka berbicara mengenai persekutuan dan kesatuan dalam gereja selalu bersifat kristosentris atau berpusat pada Kristus.
PENJELASAN TEKS
Ayat 12-25: Metafora tubuh dan kesatuannya
Keberadaan dan kehadiran orang Kristen digambarkan dalam metafora “tubuh”, tepatnya tubuh Kristus, yang terdiri dari banyak anggota, tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh. Metafora ini diberikan Rasul Paulus sebagai kritik dan koreksi terhadap kecenderungan dalam jemaat Korintus yang sedang terancam perpecahan karena perbedaan Karunia yang dimiliki anggota jemaat. Banyaknya anggota yang terdiri dari dan berasal dari latar belakang dan memiliki karunia yang berbeda-beda rawn perpecahan, apalagi jika terjadi penonjolan diri satu terhadap yang lain. Rasul Paulus menekankan kesatuan dalam kepelbagaian, “karena sama seperti tubuh itu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus”(ay 12). Kristus adalah dasar persekutuan dan kesatuan. Persekutuan dan kesatuan dalam Kristus yang berasal dari orang-orang dengan latar belakang yang berbeda-beda: “Yahudi, Yunani, Budak, orang merdeka, diikat oleh Baptisan menjadi satu tubuh dan hidup dari satu Roh. Keberadaan sebagai satu tubuh ini, membuat setiap anggota tubuh saling terlibat satu dengan yang lain dan tidak ada yang dapat memisahkan diri satu dari yang lain. Sebab itu “mata tidak dapat berkat kepada tangan: “aku tidak membutuhkan engkau” (ay 21). Jadi dalam tubuh Kristus ada karakter saling peduli dan membutuhkan satu terhadap yang lain, bukan hanya itu, sikap menghormati dan menghargai anggota yang dipandang lemah pun menjadi ciri persekutuan dalam tubuh Kristus itu. Sebab setiap anggota, sekalipun yang satu tidak sebanding dengan yang lain, namun setiap anggota memiliki peran masing-masing, karena itu kehadirannya dibutuhkan. “Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan” (ay.22). bahkan rasa hormat satu terhadap yang lain tidak diabaikan dalam persekutuan tubuh Kristus. Semua ini dimaksudkan “supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan” (ay.25).
Ayat 27-31: Kepelbagaian Karunia dalam Tubuh Kristus
Rasul Paulus membuat pernyataan yang tegas mengenai keberadaan orang Kristen dan jemaat di Korintus. “Kamu semua adalah tubuh Kristus, dan kamu masing-masing adalah anggotanya” (ay27). Pernyataan ini menunjukkan bahwa jemaat itu memiliki relasi yang dalam dengan Kristus dan menggambarkan keberadaan dan kehadiran Kristus didunia ini. Kristus memang tidak ada lagi didunia, namun kehadiran-Nya didunia dipresentasikan oleh orang Kristen dan jemaat-Nya yang adalah tubuh Kristus. Jika ada sebuah kontinitas kehadiran Kristus melalui dan didalam kehadiran jemaat, sebagai tubuh Kristus. Sebutan inipun mengarisbawahi jati diri orang Kristen dan jemaat sebagai persekutuan yang memiliki karakter Kristus dalam dirinya.
Dalam tubuh Kristus yaitu jemaat, Allah menetapkan Karunia yang berbeda-beda diantara para anggota. Ada yang ditetapkan sebagai Rasul, Nabi, Pengajar, ada pula yang ditetapkan untuk membuat mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani dan memimpin serta untuk berkata-kata dalam Bahasa roh. Kepelbagaian karunia sebagai yang ditetapkan Allah dalam jemaat berfungsi melayani pekerjaan-Nya, maka kepada orang Kristen di Korintus dianjurkan untuk berusaha “memperoleh karunia-karunia yang paling utama” (ay 31). Karunia itu memang tidak sama satu dengan yang lain, namun tidak harus dipertentangkan dan menjadi sumber perpecahan dalam jemaat, karena karunia-karunia itu berasal dari sumber yang satu, yaitu Allah.
PENERAPAN
- Metafora tubuh Kristus yang dikenakan kepada jemaat dan orang Kristen menjelaskan kedalaman relasi antara Kristus dan jemaat-Nya. Relasi itu begitu dalam, sehingga keberadaan dan kehadiran orang Kristen menampakkan kehadiran Kristus didunia ini.
- Sebutan tubuh Kristus pada jemaat menggarisbawahi keberadaan jemaat sebagai sebuah persekutuan, yang terdiri dari banyak anggota dengan latar belakang yang berbeda-beda, namun menjadi satu kesatuan yang utuh, karena Kristus. Kesatuan disini bukan keseragaman, karena dalam persekutuan ada tempat untuk berbena.
- Dalam persekutuan dan kesatuan jemaat terdapat karunia yang berbeda-beda yang diberikan oleh Allah sesuai dengan ketetapan-Nya pada setiap orang. Karunia yang berbeda-beda itu, tidak harus menjadi sumber perpecahan dalam jemaat dan diantara orang Kristen, sebab karunia-karunia itu berasal dari Allah yang satu, dan untuk melayani kepentingan pekerjaan Allah.